Korek Api

Saturday, December 02, 2006

Namanya juga Manusia

- ah... -

“Kadang kita cuma perlu sedikit Keyakinan...” - Human, Desreé -

Kata orang-orang, jomblo itu (perkara) nasib, tapi melajang adalah pilihan. Ah, masa' iya?

Mari mundur ke beberapa waktu yang lalu. Di tengah-tengah dunia yang selalu menuntut--ketika kuliah banyak yang bertanya, ‘Kapan lulus?’, ketika sudah lulus, ‘Kapan kerja?’, dan ketika giliran udah dapet kerja, ‘Kapan nikah?’, dan pertanyaan-pertanyaan itu masih bisa diteruskan lagi mungkin sampai, ‘Kapan mati?’--kenyataan (yang kadang menyakitkan, tapi juga kadang mengenakkan... mmh) bahwa saya tidak punya pasangan, alias Jomblo, selalu saya tepis dengan sebuah jawaban: “Gue kan masih muda, masih banyak yang pengin dikejar... banyak tempat yang pengin gue kunjungi... hal-hal yang nggak bisa dilakuin kalo udah jadi ‘truk gandeng’!” Itu jawaban favorit gue!

Tapi sekarang, ketika jawaban itu kembali dari mulut seorang teman, kenapa alasan itu terasa sangat diplomatis.. seperti jawaban, “Jodoh, rejeki, hidup, dan mati itu di tangan Tuhan”, yang sering diulang-ulang artis Indonesia di tayangan infotainment yang juga selalu diulang-ulang.. dan anehnya masih gue tonton. Pokoknya cliché!

Entah kenyataan bahwa itu selalu gue ulang-ulang (karena emang banyak atau kebanyak orang selalu menuntut) atau karena pernyataan itu memang mengandung kadar ke-cliché-an hingga 24 karat... yang pasti it hits me back!

Apa bener, ketika seseorang sudah nikah atau punya pasangan, hidupnya berubah atau memerlukan sedikit penyesuaian? Atau mungkin memang manusia pada suatu titik memang perlu punya pekarangan dengan pagar yang manis mengelilingi... dengan rerumputan hijaunya sendiri supaya tidak selalu melirik rumput tetangga (sama rumput aja iri!) toh, ketika ingin keluar, selalu ada pintu di sana. Mungkin.

Ada juga yang berlindung pada jaminan, seperti kata seorang teman suatu hari, “Kita semua sudah ada jodohnya.” Lalu, ketika kenyataan menampar, dia kembali berujar, “Bagaimana kalo nggak dateng-dateng juga tuh jodoh (sementara gue udah kebelet)?” --- Hey, jangan tanya gue... apa ente nggak liat, gue juga lagi jomblo?! Tapi setidaknya gue berusaha untuk bahagia.. atau pura-pura bahagia --- hahaha.. sesama jomblo jangan saling mendahului!

“Saya hanya manusia... saya tidak (bisa) mengklaim saya tau semuanya!”, kata Desreé lagi. Mungkin, kita semua ingin sebuah rumah yang manis dengan pekarangan yang indah, tapi juga pagar yang bisa menjaga kita dari dunia yang sering kali melelahkan dan tak jarang dihuni kebencian. “All we need is LOVE,” kata Betles.

Friday, December 01, 2006

Mati Gaya

- curhat -

Emang paling susah kalo udah mati gaya; mulai dari duduk manis dengan tangan terlipat sampai nungging-nungging, semua udah dilakuin demi “merasa nyaman”. Kadang dengan satu atau dua gaya aja udah cukup meluluhkan hati bos dan rekan sejawat, sehingga mereka mulai memberi perhatian atau sekedar merasa kasihan. Semuanya itu dengan satu tujuan: merasa lebih nyaman!

Itu yang terjadi kalo kita masuk ke tenpat baru. Entah itu di dunia kerja, ketemu orang-orang baru di sebuah acara resmi, atau ketemu mertua. Tapi nggak cuma itu, manusia emang selalu butuh rasa nyaman. Cuma di suasana atau kondisi-kondisi tadi itu, tingkat kecemasannya emang lebih tinggi daripada peristiwa biasa.

Coba bayangkan: Anda masuk ke sebuah lingkungan kerja baru. Semua orang sudah punya posisinya masing-masing dengan tentram, dan Anda datang dengan sebuah harapan mendapatkan posisi--dalam makna konotatif maupun denotatif--yang setidaknya bisa menjadi 'pulau' tempat Anda menaruh tas dan barang-barang Anda. Tapi, Anda cuma dapat sebuah kursi kecil, dan itu pun pinjaman. Coba tambahkan, rekan-rekan kerja Anda nggak ada yang se-ras dengan Anda, dan mereka semua berbicara dengan bahasa yang cuma sepotong-sepotong Anda tau, itu pun nebak! Ya, bayangkan Anda ada di negeri yang asing. Itu yang gue rasain belakangan ini! Hasilnya satu: Mati Gaya!

Btw, ini ada secuplik foto-foto di sehari2 yg sempat gw ambil:

* rumah nomer 16 di jalan Edgerly... inilah bachelor hut-na kota ini.. huahahahaha















* ini namanya Lawn Bowl.. mirip kaya boling, cuma boalnya bukan untuk menjatuhkan pin, tp deket2an ke bola sasaran... susah dah!




















* Ini tambangnya... gw di atas Dregline..