Korek Api

Monday, June 25, 2007

Air

-catatan kecil-

Hari ini kami bicara tentang air; tentang hujan yang mengganggu produksi. Lalu seorang kawan berkata, "Ah, hidup ini tak cuma (ada) tambang." Dan... dia benar.

Beginilah alurnya: Hujan membuat tanah becek dan air menggenang di mana-mana. Pompa yang ada tidak cukup sepadan mengimbangi curahan air dari langit yang kelam beberapa hari ini. Tanah yang berlumpur dan licin membuat para kru (terutama) peledakan berhenti; karena truk bahan peledak bisa tergelincir dan petir bisa sewaktu-waktu menyambar rangkaian yang telah dipasang. Dan ketika tak ada tanah dan batuan yang terberai untuk dipindahkan, maka alat-alat berat pun kehilangan 'makanan'. Demikianlah, semuanya menjadi berantakan; rencana terulur dan target pun menjauh.

"Empat puluh mili," kata seorang supervisor meneruskan angka perkiraan dari badan meteorologi. Angka itu kira-kira nyaris sama dengan 'kita akan lebih lambat lagi'.

Sebenarnya target telah terlampaui, tapi tentu saja tak ada yang pernah menolak kelebihan apalagi saat-saat seperti ini: di minggu terakhir tahun anggaran. Dan para manager pun mulai rajin berkunjung, menghentak dan menggertak. Tak ada yang senang, walaupun tak ada juga yang berkata 'tidak'.

---

Alam adalah fraktal. Ketika dipecah-pecah, bagiannya akan masih punya bentuk yang serupa. Contohnya sebuah pohon. Perhatikan bentuk batang, dahan sampai ranting. Lalu bandingkan dengan urat daun, akan nampak keserupaan bentuk dasarnya.

Juga pada kristal es. Pola bintang segi enam akan terus berulang membentuk kristal air (yang juga bersudut enam). Bentuk khas air itu membuatnya punya daya ikat antarmolekul yang kuat. Itu juga yang membuat lereng di Ramp-2 mulai bergerak dan membuat kegiatan di sana berhenti.

Di tempat yang tidak terlalu jauh, beberapa bulan yang lalu, sebuah tambang terancam ditutup. Bukan karena tergenang air, tapi sebaliknya: tak ada cukup air untuk membuat proses di sana bertahan: mulai dari mesin, pencucian batubara, sampai air untuk minum dan toilet para pekerja.

Juga petani yang mengeluh di surat-surat kabar. Musim kering terlalu memangang! Menyusutkan sumber-sumber air dengan cepat dan meretakkan tanah. Produksi pangan negeri ini turun drastis. Air di dam-dam kurang dari seperempat kapasitasnya.

Memang, hidup ini tak cuma (ada) tambang; di sana ada juga sawah dan ladang dan orang-orang yang hampir lelah menunggu awan gelap yang bergulung-gulung. Mungkin sekarang memang bukan musim yang bagus buat kami, tapi bayangkan ladang yang hijau dan petani yang bekerja kembali.