Korek Api

Wednesday, October 08, 2008

Sore itu...

Sebenarnya sederhana saja. Apa yang menjadi tujuan dalam hidup, itulah yang diikuti. Jangan terombang-ambing dan jangan mudah menyerah! Andai segalanya segampang itu.


Saya membayangkan waktu itu datang. Di suatu sore yang teduh, ditemani secangkir teh hangat dan beberapa—ya, secukupnya saja—potong biskuit Kong Huan yang diletakkan di atas lepek. Saat itu, badai kehdupan yang sedang ku jalani sekarang ini telah lama lewat. Dan, di ujung perjalanan berliku itu adalah hidup yang indah nan sederhana—dengan hati yang tidak menderu-deru. Aku membayangkan sore itu penuh kenangan masa lalu.


Pertanyaannya: Apa yang akan ku katakan tentang apa yang terjadi di beberapa bulan yang baru saja berlalu ini? Akankah ku kenang hari-hari ini dengan dahi berkerut dan perasaan yang masam kah, atau dengan penuh senyum dan perasaan lega? Atau mungkin kedua-duanya. Siapakah yang akan memenangkan perang: Sang Hati atau Si Logika?


Ah, mengapa juga  aku harus melambung lagi.. menjauhi realita hidup yang sedang menunggu keputusan apa yang akan ku ambil. Haruskah aku pergi sekarang? Haruskah aku menunggu dua bulan? Haruskah aku menjilat ludahku sendiri, dan memilih untuk menetap dan menepikan keinginan yang selama ini ku pendam?


Di sore yang hangat itu aku membayangkan diriku berujar, “Aku yakin pada apa yang ku tempuh. Aku mendengar suara-Nya, dan menapaki suratan-Nya.” Ya Tuhan, bimbinglah aku!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home